WASPADA, MALWARE SEMAKIN BERINGAS MENJANGKITI PERANGKAT PINTAR
Internet of Things (IoT) diprediksikan akan berkembang pesat. Saat ini saja, sudah banyak perangkat yang terkoneksi satu dengan yang lainnya. Misalnya saja jam tangan pintar, smart TV, dan lain sebagainya. Merujuk data dari Gartner, pada tahun 2020 diperkirakan akan ada 20 miliar perangkat baru yang terkoneksi dengan internet.
Meski begitu, hal itu tak bisa dilepaskan dari bahaya yang mengancam seperti malware. Berdasarkan hasil survei Kaspersky Lab, total malware yang menargetkan perangkat pintar bisa mencapai lebih dari 7.000. Setengah dari itu, akan menginfeksi di tahun ini.
Lebih jelas, Kapersky menyebut serangan malware menargetkan perangkat video digital atau kamera IP dengan prosentase 63 persen. Sementara, 20 persennya terjadi terhadap jaringan perangkat seperti router, modern DSL, dan lain sebagainya. 1 persennya mengincar perangkat seperti printer dan perangkat smart home.
China, Viernam dan Rusia tercatat sebagai negara paling atas yang menjadi target serangan malware. Dari ketiga negara itu, China menduduki posisi pertama target penyerbuan oleh malware. Setelah itu, Vietnam dan Rusia. Kemudian diikuti oleh Brasil, Turki dan Taiwan.
"Masalah keamanan perangkat pintar sangat serius, dan menjadi hal yang harus kita waspadai. Tahun lalu menunjukkan bahwa tidak mungkin menargetkan perangkat yang terkoneksi, namun saat ini hal tersebut telah menjadi ancaman yang sangat nyata," ujar Vladmir Kuskov, security expert, Kapersky Lab, melalui keterangan resmunya, Selasa (26/9).
Dari hasil survei itu, para pakar akhirnya memiliki kesimpulan mengapa serangan IoT makin merajalela. Kesimpulan itu adalah IoT rapuh dan rentan menghadapi kejahatan siber. Sebagian besar perangkat pintar menjalan sistem operasi berbasis Linux, yang mempermudah serangan karena para penjahat siber dapat dengan mudah menulis kode berbahaya yang umum dan langsung menargetkan sejumlah besar perangkat secara bersamaan.
"Kami melihat adanya peningkatan besar dalam sampel malware IoT, namun potensinya lebih besar lagi. Rupanya, persaingan yang tinggi di pasar serangan DDoS adalah mendorong penyerang untuk mencari sumber baru yang akan membantu mereka membuat serangan semakin kuat," kata dia
0 komentar:
Posting Komentar