Sabtu, 19 Agustus 2017

4 Anak Bangsa Tinggalkan Gaji Besar di Luar Negeri Demin Bangun RI

4 Anak Bangsa Tinggalkan Gaji Besar di Luar Negeri Demin Bangun RI




LIPOQQBagi sebagian orang, memiliki gaji tinggi merupakan puncak kesuksesan dalam berkarier di dunia kerja. Mereka yang bergaji tinggi biasanya menempati posisi teratas di sebuah perusahaan atau institusi.

Namun, sebagian orang lainnya tidak beranggapan demikian. Mereka tidak menargetkan gaji tinggi dalam berkarier dan rela mengesampingkan gaji tinggi karena ingin melakukan hal yang lebih mulia, berbakti untuk negara.

Jika pada sejarahnya para pahlawan berperang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Namun saat ini, pahlawan bangsa dengan membangun negeri tercinta, Indonesia.

Dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-72, berikut 4 anak bangsa yang meninggalkan pekerjaannya di luar negeri demi membangun negeri, dikutip Hipwee.

1. B.J. Habibie
LIPOQQProf. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie yang lebih dikenal dengan sebutan B.J. Habibie ini adalah lulusan RWTH Aachen di Jerman Barat untuk studi teknik penerbangan spesialisasi konstuksi pesawat terbang.

Berbekal prestasi dan otak cemerlangnya, kariernya menanjak di Messerschmitt-Bolkow-Blohn atau MBB Hamburg hingga dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978.

Tahun 1978, Habibie diminta pulang ke tanah air oleh Soeharto untuk menjadi penasihat pemerintah di bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi.

Kemudian sejak diangkat sebagai Menristek pada tahun 1978, Habibie melepaskan jabatan dan posisi strategisnya di Jerman demi fokus membangun industri pesawat terbang di tanah air.

Bahkan, Habibie menyebutkan bahwa Jerman pernah mengajukan tawaran warga negara kehormatan yang dia tolak secara tegas dan memilih setia sebagai WNI. Tahun 1998, Habibie menjadi Presiden Indonesia ketiga menggantikan Soeharto.

2. Sri Mulyani Indrawati
LIPOQQSri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktu Pelaksana Bank Dunia sejak 2010.

Namun dalam perombakan kabinet Jilid II, Presiden Joko Widodo memintanya kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri keuangan.

Sri Mulyani siap hijrah dari Washington DC ke Jakarta dan meninggalkan gaji yang super tinggi yakni Rp 250 juta per bulan, belum di tambah dengan tunjangan pensiun dan tunjangan lain-lain.

Jumlah ini masih jauh dengan gaji yang akan diterima jika menjabat sebagai menteri keuangan yang kurang dari setengah gajinya di bank dunia.

3. Arcandra Tahar
LIPOQQ Arcandra Tahar merupakan ahli kilang lepas pantai atau offshore, lantaran dirinya terakhir kali menjabat sebagai President Direktur Petroneering di Houston.

Petroneering merupakan sebuah perusahaan pengembangan teknologi dan enginering yang fokus dalam desain dan pengembangan kilang offshore yang lebih tahan lama, efektif dan aman.

Da memiliki pengalaman lebih dari 14 tahun di bidang hidrodinamika dan offshore. Gaji rata-rata seorang Presiden Direktur mencapai 1,77 miliar rupiah per tahun.

Bermukim di Amerika selama 20 tahun, Arcandra Tahar dipanggil pulang oleh Presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 27 Juli 2016 hingga 15 Agustus 2016.

Dia diberhentikan sebagai Menteri ESDM pada tanggal 15 Agustus 2016 menyusul polemik dwikewarganegaraan yang ditujukan kepada diringan sebagai menteri, dan menjadikannya sebagai menteri dengan masa kerja terpendek dalam sejarah di Indonesia, yakni 20 hari.

Namun, pada tanggal 14 Oktober 2016, dia resmi dilantik menjadi Wakil Menteri ESDM mendapingi Menteri ESDM Ignasius Jonan.

4. Martha Tilaar
LIPOQQ Sosok Martha Tilaar sudah tidak asing lagi di bidang kosmetik. Nama Martha Tilaar lekat merek dagang Sariayu, kosmetik asli Indonesia yang mengangkat kekayaan alami sebagai bahan baku.

Dia hijrah ke Amerika mengikuti suaminya Dr. Henry A. Rudolf Tilaar. Di sana lah ia belajar kecantikan dan kemudian bekerja selama tiga tahun di Campes Beauty Salon, Universitas Indiana.

Martha tak segan pergi ke Eropa seperti Prancis, Inggris, dan Jerman Barat untuk belajar ramuan kecantikan dari pabrik-pabrik merek terkenal.

Kembalinya ke Indonesia, dia mendirikan Martha Griya Salon yang memperkenalkan perawatan tradisional. Usaha tersebut kemudian berkembang menjadi PT. Sari Ayu yang kita kenal sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar