Selasa, 18 Juli 2017

Ayah Tega Membunuh Gadisnya Karena Pacaran Dengan Pria Muslim

Ayah Tega Membunuh Gadisnya Karena Pacaran Dengan Pria Muslim








Judi Poker Online. Sadis seorang gadis asal Israel Henriette Karra, 17, tewas dibunuh oleh ayah kandunya sendiri dan pamannya karena ia telah ketahuan menjalin hubungan asmara dengan seorang pria muslim. Gadis itu juga telah berencana menjadi mualaf.

Henriette merupakan gadis dari keluarga Kristen di Kota Ramle, Israel tengah. Kejadian pembunuhan tersebut terjadi pada 13 Juni 2017. Kasus ini sudah dipandang publik Israel sebagai pembunuhan demi kehormatan atau "honour killing".

Pelaku pembunuhan sekaligus adalah ayah korban, Sami Karra, ditangkap dan dibawa ke pengadilan pada hari Minggu lalu.

Menurut hasil dokumen dakwaan, Henriette meninggalkan rumah sejak dua minggu sebelum terjadi pembunuhan pada 13 Juni. Dia pergi dari rumah setelah keluarga tengah melakukan kekerasan dan mengancam akan memutus hubungan asmaranya dengan pria muslim.

Tindakan keluarganya itu telah membuat si korban takut. Demi menyelamatkan diri, dia bersembunyi disejumlah tempat, termasuk dirumah ibu pacarnya.

Seminggu sebelum kejadian pembunuhan, korban sudah mengajukan keluhan kepada polisi bahwa ibunya telah menyerang dirinya.

Dalam upaya menekan Henriette agar segera pulang ke rumah, keluarga tersebut sudah mengancam ibu pacarnya. Ancaman itu membuat Henriette dicarikan tempat lain untuk bersembunyi.

Beberapa hari sebelum pembunuhan itu terjadi, kedua orang tua dan dua pamannya sudah datang untuk menemuinya di rumah teman wanita yang tinggal bersamanya. Pihak keluarga berupaya meyakinkan korban untuk pulang ke rumah.

Polisi bagkan sudah dihubungi waga ke lokasi kejadian tersebut. Tapi, Henriette menolak untuk menerima bantuan dari petuga polisi. Pada pukul 03.00 dini hari, ayahnya tiba ke lokasi, dan diduga telah memukul dan mengancamnya.

Pada tanggal 11 Juni, dua hari sebelum pembunuhan, polisi sudah memanggil Henriette dan orang uanya untuk melakukan pertemuan gabungan dengan seorang pekerja sosial. Pada pertemuan tersebut, orang tuanya meminta Henriette untuk kembali ke rumah, tapi dia tetap bilang tidak dan menolaknya.

Layanan sosial tersebut sudah mengusulkan agar dia memasuki tempat penampungan wanita atau kerangka kerja lainnya. Dia tetap menolak dan meminta bantuan dari pihak berwenang untuk membayar apartemen.

Pada akhirnya, Henriette sudah mensepakati akan tinggal dengan kerabatnya, tapi dia baru bersedia pulang ke rumah pada malam hari.

Dikeesokan harinya dia tengah menghadiri pesta kelulusan SMA-nya.

Pada tanggal 13 Juni, hari pembunuhan tersebut, Henriette sudah menyimpan uang 400 shekel (USD113) di rekening pacarnya. Ketika dia kembali ke rumah, dia mengatakan kepada kerabat bahwa pacarnya keluar dari penjara pada akhir minggu dan dia bermaksud jadi mualaf.

Kerabat itu lantas menceritakan semuanya kepada ayah Henriette dan sang ayah memutuskan untuk membunuhnya.

Henriette ditemukan tewas di dapur rumah orang tuanya dengan luka tusukan di leher.

Dalam penyelidikan, ibu Henriette mengatakan kepada polisi bahwa suaminya sudah merasa di permalukan oleh perilaku putrinya dan melihatnya sebagai penghinaan terhadap “kehormatan keluarga”.

Dalam percakapan antara ayah dan ibu korban pada malam pembunuhan, yang rekamannya diputar oleh polisi, telah terungkap bahwa  ibu Henriette, Aliham, bertanya kepada suaminya mengapa dia sudah membiarkan korban pergi ke pesta kelulusan.

“Lupakan da, biarkan dia pergi ke neraka,” kata Sami. “Dia sampah. Kita perlu mencambuknya, membuangnya seperti anjing dan melihat bagaimana dia melakukannya. Dia sudah pergi, saya muak dengan dia dan kamu,” lanjut Sami dalam rekaman tersebut yang dikutip Haaretz.

0 komentar:

Posting Komentar