Indonesia Mulai Membuat Inovasi Baru, Jalan Aspal Dengan Limbah Plastik
AGEN POKER Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan uji coba pembangunan jalan aspal dengan campurang limbah plastik, sepanjang 700 meter di Universitas Udayanan, Bali.
DEWA JUDIKepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal tersebut merupakan salah satu solusi bagi permasalahan sampah plastik saat ini.
POKER ONLINE Hasil penelitian yang dilakukan lembaganya, di Indonesia dibutuhkan 2,5 ton sampah plastik untuk jalan sepanjang satu kilometer dengan tujuh meter.
DOMINO ONLINESedangkan, untuk jalan dengan beban lalulintas berat dibutuhkan dua lapisan plastik, atau lima ton.
JUDI POKER "Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaat di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer," ujar Danis dalam keterangan tertulisnya.
Dengan campurang plastik, aspal yang dihasilnya pun lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campurang.
Standardisasi teknologi tersebut saat ini tengah dilakukan pihaknya, agar bisa diterapkan untuk kebutuhan jalan besar atau jalan kecil, di seluruh wilayah Tanah Air.
"Stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik, lebih lama. Stabilitasnya meningkat 40 persen. Ini menjadikan kinerja lebih baik lagi," kata Danis.
Di Indonesia, plastik yang digunakan adalah sampah kantong plastik kresek. Alasannya, sampah plastik botol lebih memiliki nilai ekonomis atau dapat di jual kembali.
Terlebih jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.
Estimasi plastik yang di gunakan 2,5-5ton/km jalan. Maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000km.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Safri Burhanudding mengatakan, pihaknya mengantisipasi kekurangan limbah plastik di masa datang.
Caranya, dengan bekerja sama dengan Asosiasi Pengelola Sampah Plastik (ADUPI)
"ADUPI di 16 kota telah berkomitmen kepada kami untuk menyediakan sampah plastik di kota-kota tersebut," tutup dia.
Untuk diketahui, teknologi tersebut ditemukan oleh seorang ilmuwan kimia dari India, Rajagopalan Vasudevan pada tahun 2015.
Hingga kini India telah membangun jalan sepanjang lebih dari 25.000 km dari aspal berbahan limbah plastik ini.
Juni lalu, Kemenko Maritim telah menandatangani MoU untuk transfer teknologi dan penggunaan hak paten teknologi tersebut di dalam negeri.
0 komentar:
Posting Komentar