Minggu, 30 Juli 2017

Putri Presiden Memicu Perdebatan Usai Mengunggah Foto Saat Menyusui

Putri Presiden Memicu Perdebatan Usai Mengunggah Foto Saat Menyusui




DEWA JUDI Sebuah foto anak perempuan termuda Presiden Kyrgyztan yang menggunakan pakaian dalam dan menyusui bayinya memico debat mengenai masalah menyusui dan seksualitas.

POKER ONLINEAliya Shagieva mengunggah foto di media sosial pada April lalu dengan tulisan di bawah foto berbunti. "Saya akan memberinya makan, kapan pun dan di mana pun dia butuh makan."

DOMINO ONLINEDia kemudian mencabut unggahannya setelah dituding memiliki perilaku tidak bermoral.
Namun, dalam wawancara eksklusif dengan BBC, dia menilai perdebatan itu menunjukan adanya budaya hiperseksual terhadap tubuh perempuan.

JUDI POKER "Saya diberi tubuh yang tidak vulgar, ini fungsional, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psikologi bayi saya, bukan untuk seksualitas," kata dia.

Bukan hanya pengguna media sosial yang tidak setuju. Orangtuanya, Presiden Almazbek Atambayev dan istrinya Raisa, juga tidak senang.

"Mereka benar-benar tidak menyukainya. Dan ini sangat dipahami karena generasi yang lebih muda tidak terlalu konservatif seperti orang tua mereka," kata Shagiev

Dia mengungkapkan itu saat ditemui di kediamannya di pinggiran ibu Kota Kyrgyztan, Bishkek.

Selama ini, Shagieva aktif di media sosial, termasuk mengunggah karya seni dan foto dirinya dan suami, serta bayinya, yang ditampilkan secara hati-hati.

Seringkali, foto-fotonya muncul dengan latar belakang pemandangan.

"Ketika saya menyusui anak saya, saya merasa harus memberikan yang terbaik untuk dirinya sedapat mungkin."

"Merawat bayi dan memenuhi kebutuhannya lebih penting bagi saya dibandingkan apa yang orang katakan mengenai saya," kata Shagieva

Aliya Shagieva tinggal di flatnya yang terletak di distrik bergengsi di Bishkek bersama dengan suami dan anaknya.

Dia berbicara mengenai kesenjangan generasi dan upayanya untuk memahami dan berkompromi dengan orangtuanya, paling tidak mengenai aktifvitasnya di media sosial.

"Ibu saya menerima pesan dari teman-temannya mengenai saa," kata dia.

"Sekarang saya sendiri merupakan seorang ibu, saya mengetahui apa yang ibu saya alami dalam membesarkan saya."

Aliya merupakan pendukung aktif anak-anak penyandang down syndrome dan hak binatang, dan telihat tidak memiliki ambisi politik.

Orang-orang di Kyrgystan memiliki ingatan mengenai anak-anak dua presiden sebelumnya yang terlibat dalam politik dan bisnis kedua pemimpin itu digulingkan.

Namun pemimpin yang saat ini telah berjanji anak-anaknya tidak akan terjun ke politik.

Kyrgyzstan merupakan republik eks-Soviet yang berpenduduk mayoritas Muslim.

Secara sosial merupakan konsevatif tetapi dapat menerima perempuan yang menyusui di depan publik.

Perempuan tampak di taman-taman atai tempat publik lainnya tengah menyusui bayi-bayi mereka, tetapi biasanya berupaya dan menutup payudaranya dengan sepotong kain.

Ketika foto Shagieva di unggah, sejumlah pengguna media sosial berpikir tak perlu mengunnggah sebuah foto momen yang intim, sementara yang lainnya mencelanya karena tidak sopan.

Foto dia tengah menyusui menarik perhatian sampai di luar Kyrgyzstan, karena dipublikasikan oleh korban dan situs di sejumlah negara termasuk di Eropa.

Banyak pengguna media sosial memujinya karena aksinya mendobrak hal yang tabu seputar tubuh perempuan.

Pertanyaan mengenai menyusui di ruang publik menjadi debat di banyak negara, termasuk Inggris.

Di negara itu pun pernah ada seorang perempuan di minta untuk menutup payudaranya ketika menyusui bayinya di restoran terkenal di London Claridges Hotel, tiga tahun lalu.
Kasus itu memicu kemarahan publik.

Ketika BBC dalam berbagai bahasa menyiarkan wawancara dengan Aliya Shagieva, hal itu pun memicu perbincangan online.

Hasilnya menunjukan adanya perbedaan budaya dan praktik menyusui di negara-negara Muslim.

Perempuan dari Iran membagikan pengalaman mereka mengenai tekanan yang meraka rasakan ketika menyusui di ruang publik.

"Orang-orang menatap saya dari dekat, saya harus menutup diri saya dan bayi atau membiarkannya lapar," kata seorang ibu di Teheran.

Perempuan lainnya memuji dibangunnya ruang ibu dan anak di Stasiun Metro Teheran.

Seorang perempuang dari Kabul, Afghanistanm Zarifa Ghafari, membagikan kisah dari keluarga besarnya, yang mengatakan ibu-ibu harus pergi ke ruangan tersendiri untuk menyusui.

"Dia tidak dapat melakukannya di depan yang lain. Jika dia melakukannya dia akan menghadapi reaksi keras dari anggota keluarga yang lebih tua."

"Ini merupakan sebuah isu yang besar, tetapi secara perlahan ada perubahan budaya."

Perempuan Afghan lain, Nageen bercerita tentang pengalamannya belanja bersama dengan ipar perempuannya.

"Kami terpaksa harus membeli sejumlah hadia jadi dia dapat menyusui bayinya di sebuah toko. Dia duduk disana dan menutupi dirinya dengan sebuah selendang yang besar."

Seorang pengguna Facebook di Turki mengatakan, dia sendiri memilih untuk menutupi payudaranya ketika menyusui bayinya.

"Saya tidak melakukannya di depan orang. Saya menggunakan penutup. Banyak orang yang masih terangsang dengan payudara," kata dia.

VIctoria Tahmasebi, seorang perempuan ahli studi gender di Universitas Toronto menuliskan kicauan di Twitter.

"Dari sudut pandang kapitalis payudara perempuan dapat menghasilkan keuntungan sepanjang mereka di seksualisai."

"Menyusui di depan membuat payudara perempuan kurang seksi, karena itu tidak dapat diterima," tulis Tahmasebi.

Ketika foto Aliya Shagieva memicu perdebatan, dia akhirnya mencabutnya karena oragtuanya khawatir terhadap sorotan yang dapat membahayakan keluarga muda itu.

0 komentar:

Posting Komentar