Kamis, 16 November 2017

SAAT RUANGAN KOSONG DITINGGAL GURU, 4 SISWA BIKIN VIDEO CABUL

SAAT RUANGAN KOSONG DITINGGAL GURU, 4 SISWA BIKIN VIDEO CABUL




Video cabul yang diduga dilakukan sejumlah murid di Bali beredar. Video berdurasi 10 detik itu merekam adegan salah satu siswa memegang tangan siswi yang menjadi korban.

Kemudian ada siswa lain menarik payudara korban hingga keluar. Adegan drama yang seolah sebuah tindakan percobaan perkosaan itu diduga dibuat siswa SMK Pariwisata Triatmajaya Tabanan, Bali.

Dugaan itu diperkuat oleh logo sekolah di baju yang terlihat dikenakan siswa dalam rekaman video tersebut.

Saat dikonfirmasi, pihak sekolah SMK Pariwisata Triatmajaya Tabanan membenarkan kalau video yang beredar di media sosial tersebut adalah siswa dari sekolahan tersebut.

Video tersebut dibuat hari Rabu (15/11) sekitar pukul 10.00 WITA, saat semua murid mengikuti praktik laundry.

"Ya memang benar dalam video tersebut dilakukan oleh siswa kami. Ada lima anak yang terlibat dalam kasus ini," kata Kepala SMK Pariwisata Triatmajaya Tabanan I Made Arimbawa di Tabanan, Jumat (17/11).

Dia menegaskan, bahwa video tersebut dibuat saat ada praktik laundry. Di mana pada saat praktik air PAM mati, sehingga pada saat itu guru bimbingannya keluar untuk memperbaiki air PAM.

Pada saat sang guru keluar tersebut, dimanfaatkan para siswa untuk bercanda dengan membuat adegan tidak senonoh.

Ditambahkan Wakasek Manajemen Mutu, I Gede Putu Adi Putra Negara, dalam video tersebut ada lima orang siswa yang terlibat, namun empat orang ditetapkan sebagai pelaku sedangkan seorang siswi hanya korban.

Menurutnya semua orang tua siswa dalam video itu juga telah dipanggil ke sekolah.

"Dari pertemuan tersebut sekolah sepakat untuk memberikan sanksi kepada siswa yang terlibat dalam video tersebut, kecuali siswi yang menjadi korban," terang Adi mendampingi Kepala Sekolah.

Keempatnya dijatuhkan sanksi. Sekolahan mengembalikan keempat siswa yang menjadi pelaku kepada orang tua untuk dilakukan pembinaan.

Hal tersebut dilakukan sekolah untuk memberikan efek jera kepada siswa, agar ke depan tidak mengulangi kejadian serupa.

"Tapi pihak sekolah tidak memutus hak dari siswa untuk menerima pendidikan. Untuk saat ini keempat siswa tersebut masih diberikan hak untuk mengikuti ulangan umum sampai mereka menerima rapor. Setelah itu sekolah akan memberikan rekomendasi kepada siswa tersebut untuk pindah ke sekolah lain untuk melanjutkan pendidikan," ungkapnya.

0 komentar:

Posting Komentar